copy paste from nurulathimridayu.multiply.com
basically, like this post coz terkena tepat pada batang hidung sendiri..
wahai diri.. hilangkanlah kesombongan dan keegoan yang melampau dalam diri
mengakulah kesalahan mu..jangan suka bagi alasan..dan, bersabarlah sentiasa..
Hari ini saya ingin berbagi satu pengalaman. Percaya atau tidak, sebahagian besar di antara kita membesar dengan satu fi'il (perangai/sikap), yakni akan cuba untuk mempertahankan diri sendiri, tidak kira sama ada kita yang bersalah atau tidak..
Saya jadi teringat ketika masih kecil dahulu, setiap dimarahi oleh ibu tercinta pasti saya akan men 'defense' diri sendiri.. Ada sahaja jawapan yang diberikan.. (no wonder my mom was always mad at me =0 )
"Mana adee.... bla bla bla..."
"Bukaaaaan..... bla bla bla...."
"Betul laa macam ni...... bla bla..."
"Takde laaaaa....... bla bla bla..."
Lagi dan lagi... the list goes on and on. Tepisan demi tepisan di buat hanya semata-mata ingin menegakkan pendapat sendiri. Tidak mahu mengaku kesalahan sendiri.
Maha Suci Allah, sesungguhnya manusia itu sombong, sentiasa mencari alasan walaupun sedar bahawasanya dirinya yang bersalah. Bahkan sekalipun di hadapan Allah ketika di hari Penghisaban nanti masih ada manusia yang mencari-cari alasan untuk mempertahankan diri sendiri.
" .... Sesungguhnya kehinaan dan azab pada hari ini ditimpakan kepada orang yang kafir, yaitu orang yang dicabut nyawanya oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri sendiri, lalu mereka menyerahkan diri (sambil berkata), "Kami tidak pernah mengerjakan sesuatu kejahatan pun." (Malaikat menjawab), "Pernah! Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan." [an-Nahl: 27,28]
Semoga Allah melindungi kita dari yang itu.
Pada hari ini, setelah dihitung-hitung, berapa ramai dikalangan kita yang mudah mengakui kesalahan diri? Apabila ditegur atau dinasihati, adakah kita lebih cenderung mengatakan, " Wahai sahabatku yang dicintai, dalam hal ini aku bersalah...Terima kasih kerana menasihatiku... Ya Allah ampuni diriku.. " ataukah kita lebih cenderung mengatakan, " Bukaaaaan.. aku sebenarnya begini dan begitu.... Aku bukannya apee... bla bla bla.."
Pengalaman peribadi saya tinggal bersama muslim sisters yang datang dari serata dunia; Iran, Bangladesh, Singapura, Pakistan, Indonesia, Mesir etc. Walaupun Islam menyatukan kami, namun memang tidak dapat dinafikan ada perbezaan2 dari sudut adat dan cara pandang terhadap kehidupan masing2 kerana kami semua datang dari latar belakang yang berbeza.
"Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.." [al-Hujurat: 13]
Alhamdulillah, segala pujian hanya bagi Allah semata..saya besyukur kerana berpeluang mengenal muslim yang lain, lalu menambahkan lagi pengalaman berinteraksi dengan mereka. Latar belakang serta pendidikan dan cara dibesarkan yang berbeza menuntut saya agar bertoleransi dengan mereka dalam muamalah seharian. Namun, latar belakang yang berbeza itulah yang menyebabkan ada ketikanya akan berlaku perbalahan dan pertikaian. Masing-masing berhujah dengan hujah masing2. Masing2 mahu mempertahankan pendapatnya masing2.
Pernah berlaku, hanya kerana tidak bersetuju dengan isu hantu @ ghost, sampai terjadi perbalahan antara mereka. Masing2 mula meninggikan suara.. "I don't believe in ghosts!" .. "If you don't believe in ghosts, that means you don't believe in the unseen (ghaib), which is part of our faith!".... "I believe devils do exist! But not ghosts!"... "I'm correct, you're wrong!"
Yaaa ayyuhal ikhwah, bukankah Allah telah berfirman,
"Al-Haqqu min rabbik" Kebenaran itu hanya milik Tuhanmu..
Hanya Allah yang tahu kebenarannya. Siapa yang benar siapa yang salah, bukan hak kita untuk menentukan. Tidak perlulah kita berbalah hanya kerana ingin menegakkan sesuatu yang kita anggap "Akulah yang benar". Kita tidak akan pernah tahu siapa yang benar dan siapa yang salah, kerna kebenaran itu hanya milik Allah.. Boleh jadi kita menyangka apa yang dipertahankan itu benar, namun sebaliknya disisi Allah, ianya hanya syahwat dan emosi kita semata. Lelah berjidal, sedangkan ianya hanya sesuatu yang sia-sia, duuna faa'idah (tiada faedah)
Lalu, apakah kita langsung tidak dibenarkan mempertahankan diri sendiri?
Ayuh kita singgung sebuah al-kisah yang sangat bererti, yang inshallah bisa menjawab persoalan tadi dan merangkumkan keseluruhan tulisan saya di atas.
Seorang laki-laki datang menemui Abu Bakar. Tanpa sebab, lelaki tersebut mencacimaki salah seorang sahabat nabi yang sangat beliau cintai ini. Abu Bakar sabar melayani telatah laki-laki tadi yang terusan mencaci makinya. Rasulullah Salallaahu alaihi wassalam yang saat itu tengah duduk di sampingnya, tampak keheranan sambil tersenyum melihat Abu Bakar diam saja.
Namun ketika kata makian semakin banyak, Abu Bakar hilang sabar lalu beliau pun membalas jawab. Rasulullah bangkit dan berpaling daripada Abu Bakar dengan wajah tidak suka dengan sikap Abu Bakar itu. Beliau berdiri dan Abu Bakar mengikutinya.
“Ya Rasulullah, tadi dia mencaci makiku namun engkau tetap duduk dan tersenyum. Tapi ketika kubalas jawab sebagian kata-katanya, engkau marah dan berdiri. Mengapa demikian ya Rasulullah?” tanya Abu Bakar.
“Sesungguhnya bersamamu ada malaikat yang sedang bertasbih ke atasmu ketika engkau sabar dengan celaan lelaki tadi. Kemudian ketika engkau membalas jawab perkataannya, berpalinglah malaikat dan datanglah syaitan dan aku tak sudi duduk bersama syaitan itu,” jawab Rasul. Kemudian beliau meneruskan nasihatnya, “Tidak teraniaya seseorang karena penganiayaan yang ia sabar memikulnya kecuali Allah akan menambahkan kepadanya kemuliaan dan kebesaran.” (HR. Imam Ahmad dari Abu Kabsyah Al Anmari)
Isnin, 30 Julai 2007
the perfect answers..
copy paste from iluvislam.com
Kenapa Aku Diuji ?
"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta."
- Surah Al-Ankabut ayat 2-3
Kenapa Aku Tak Dapat Apa Yg Aku Idam-Idamkan ?
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."
- Surah Al-Baqarah ayat 216
Kenapa Ujian Seberat Ini ?
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
- Surah Al-Baqarah ayat 286
Rasa Frust ?
"Jgnlah kamu bersikap lemah, dan jgnlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah org2 yg paling tinggi darjatnya, jika kamu org2 yg beriman."
- Surah Al-Imran ayat 139
Bagaimana Harus Aku Menghadapinya ?
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah- daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan)."
- Surah Al-Imran ayat 200
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk"
- Surah Al-Baqarah ayat 45
Apa Yang Aku Dapat Drpd Semua Ini ?
"Sesungguhnya Allah telah membeli dr org2 mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga utk mereka... ..
- Surah At-Taubah ayat 111
Kepada Siapa Aku Berharap ?
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain drNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal."
- Surah At-Taubah ayat 129
Aku Tak Tahan !
"... ..dan jgnlah kamu berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dr rahmat Allah melainkan kaum yg kafir."
- Surah Yusuf ayat 12 Surah Yusuf ayat 87
Bukankah alQuran itu sesuai di semua zaman dan tempat, dalam apa jua keadaan?
Kenapa Aku Diuji ?
"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta."
- Surah Al-Ankabut ayat 2-3
Kenapa Aku Tak Dapat Apa Yg Aku Idam-Idamkan ?
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."
- Surah Al-Baqarah ayat 216
Kenapa Ujian Seberat Ini ?
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
- Surah Al-Baqarah ayat 286
Rasa Frust ?
"Jgnlah kamu bersikap lemah, dan jgnlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah org2 yg paling tinggi darjatnya, jika kamu org2 yg beriman."
- Surah Al-Imran ayat 139
Bagaimana Harus Aku Menghadapinya ?
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah- daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan)."
- Surah Al-Imran ayat 200
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk"
- Surah Al-Baqarah ayat 45
Apa Yang Aku Dapat Drpd Semua Ini ?
"Sesungguhnya Allah telah membeli dr org2 mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga utk mereka... ..
- Surah At-Taubah ayat 111
Kepada Siapa Aku Berharap ?
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain drNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal."
- Surah At-Taubah ayat 129
Aku Tak Tahan !
"... ..dan jgnlah kamu berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dr rahmat Allah melainkan kaum yg kafir."
- Surah Yusuf ayat 12 Surah Yusuf ayat 87
Bukankah alQuran itu sesuai di semua zaman dan tempat, dalam apa jua keadaan?
Ahad, 22 Julai 2007
short stories
salam..
berminat membaca short stories yang byk valueble pengajaran in it??
i'd recommend http://qisas.com/
byk criter2 pendek, yang tinggi nilai pengajarannya..
insya-Allah..
cumer satu jer syarat: btulkan niat n open up your heart =)
berminat membaca short stories yang byk valueble pengajaran in it??
i'd recommend http://qisas.com/
byk criter2 pendek, yang tinggi nilai pengajarannya..
insya-Allah..
cumer satu jer syarat: btulkan niat n open up your heart =)
Isnin, 2 Julai 2007
antara hamas dan fatah
(copy paste from blog http://www.ulamaummah.blogspot.com)
Oleh : Haji Muhyiddin bin Haji Hasyim
(artikel dari blog Ustaz Nasruddin Tantawi.)
Pendahuluan :
Pertumpahan darah yang berlaku di antara pejuang Hamas dan Fatah sememangnya merupakan suatu perkara yang sangat mengejutkan dunia Islam. Dalam berhadapan dengan musuh yang sebenar iaitu Amerika dan Israel, tiba-tiba kita dikhabarkan dengan peristiwa ini yang berakhir dengan penguasaan Hamas terhadap Genting Gaza.
Pelbagai komen dan pandangan terhadap pertumpahan darah tersebut. Ada yang menyokong dan tidak kurang juga yang mengkritik sebagaimana yang dilakukan oleh Hizbu Tahrir dalam risalahnya.
Hizbu Tahrir dalam risalahnya menyatakan kekesalan dengan apa yang berlaku dan menganggap bahawa peperangan dan pertumpahan darah sesama umat Islam di Palestin tidak syarie dan berlanggar dengan lunas-lunas Islam.
Hizbu Tahrir menganggap pertumpahan darah ini membantu kepentingan Amerika, Eropah dan Yahudi di Palestin. Mereka juga menganggap bahawa pertumpahan darah yang berlaku ini adalah kerana ingin merebut kuasa untuk menjadi menteri dan ahli parlimen walaupun kuasa yang ada tidak lebih hanya berada di bawah pengaruh Yahudi. Keterbatasan kuasa ini dianggap sebagai perkara yang terlalu kecil sehingga boleh menyebabkan persengketaan ini.
Disamping itu Hizbu Tahrir mengkritik apa yang dilakukan oleh Hamas dan Fatah apabila mereka melakukan gencatan senjata dan berunding dengan Yahudi kerana menganggap gencatan senjata dan rundingan tersebut adalah suatu pengiktirafan terhadap kependudukan Yahudi di bumi Palestin.
Jika difikirkan secara sepintas lalu, tidak dapat dinafikan bahawa pandangan dan kritikan Hizbu Tahrir ini mempunyai kebenarannya tetapi bagi sesiapa yang melihat secara mendalam dan berfakta apa yang berlaku pastinya tidak dapat menerima kritikan tersebut khususnya tuduhan yang dilemparkan kepada pejuang Hamas.
Latar belakang sejarah persengketaan Hamas dan Fatah :
Persengketaan yang berlaku di antara Hamas dan Fatah adalah bukan perkara baru bagi umat Islam secara umumnya dan penduduk Palestin secara khususnya. Perbezaan ideologi dan pendekatan menjadi sebab kepada persengketaan ini.
Umum mengetahui bahawa Hamas sejak ditubuhkan oleh Syeikh Ahmad Yasin meletakkan Islam sebagai rujukan dalam setiap aspek tindakan yang ingin diambil dalam berhadapan dengan Israel dan Amerika. Pengaruh Ikhwanul Muslimin Mesir sangat kuat di dalam pertubuhan ini. Mereka menolak pengiktirafan terhadap negara entiti haram Israel dan mengambil pendekatan bersenjata dalam menghalau Israel dari bumi Palestin.
Ada pun Fatah, mereka meletakkan ideologi kebangsaan sebagai landasan perjuangan dan bersedia untuk mengiktiraf negara Israel. Mereka sanggup untuk berdamai dan berbincang dengan Israel walaupun diketahui bahawa Israel tidak pernah setia terhadap perjanjian dan perdamaian yang dimeteraikan tersebut. Umat Islam di Palestin terus dibunuh dan disembelih, rumah-rumah mereka diroboh dan mereka dihalau dari tanah air mereka sendiri.
Perbezaan ideologi dan pendekatan inilah yang menyebabkan persengketaan terus berlaku. Ketika Fatah menguasai kerajaan Palestin suatu ketika dahulu, banyak tindakan yang diambil memihak kepada Amerika dan Israel. Antaranya mereka menangkap pejuang-pejuang Hamas yang berjuang menentang Israel atas nama menjaga perjanjian yang dimeterai di antara mereka.
Pertelingkahan di antara Hamas dan Fatah semakin meruncing apabila Hamas berjaya membentuk kerajaan mengalahkan Fatah di dalam pilihanraya umum negara tersebut pada bulan Januari 2006. Kemenangan ini sememangnya tidak dapat diterima oleh Fatah apatah lagi Yahudi dan sekutunya Amerika.
Pelbagai sekatan dan usaha untuk menggulingkan kerajaan yang dipilih oleh rakyat tersebut. Pemberhentian bantuan kewangan oleh Eropah dan Amerika tidak melemahkan semangat Hamas untuk terus menerajui kerajaan yang dipilih oleh rakyat.
Hamas menyedari bahawa usaha untuk menghalau Israel dari bumi Palestin tidak akan berjaya sekiranya pejuang-pejuang pembebasan bertelingkah sesama sendiri. Justeru, Hamas yang berjaya membentuk kerajaan telah mengajak pertubuhan-pertubuhan lain termasuk Fatah untuk bersama-sama di dalam kerajaan perpaduan dan akhirnya termeterailah perjanjian Makkah yang menjadi sejarah kepada penduduk Palestin.
Perjanjian Makkah ini menjawab tohmahan yang menyatakan bahawa Hamas tidak berusaha untuk mewujudkan perpaduan di kalangan rakyat Palestin dalam usaha menghadapi musuhnya yang sebenar iaitu Israel. Pun begitu, masih timbul lagi persoalan bagaimana masih boleh berlaku pertumpahan darah walaupun perjanjian Makkah telah dimeterai di antara kedua-dua pihak.
Pertumpahan darah di antara Hamas dan Fatah :
Walaupun kerajaan perpaduan telah terbentuk, masih terdapat usaha yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu di dalam Fatah untuk menggulingkan kerajaan pimpinan Hamas. Mereka mendapat bantuan kewangan dan senjata daripada Israel mahupun Amerika di dalam usaha tersebut.
Perlu ditegaskan bahawa usaha untuk menggulingkan kerajaan Hamas ini dirancang oleh sebahagian sahaja dari kalangan pimpinan Fatah seperti Penasihat Keselamatan Palestin, Mohammad Dahlan dan lain-lain lagi.
Perkara ini dikuatkan lagi dengan kenyataan oleh salah seorang pemimpin Fatah sendiri iaitu Farouk Qadumi, Setiausaha Sulit Fatah yang tidak bersetuju dengan perlantikan Mohammad Dahlan sebagai penasihat keselamatan dan menolak usaha untuk menggulingkan kerajaan Hamas. Beliau menyebut bahawa sebahagian besar daripada pengikut Fatah inginkan kesatuan dan ingin bekerjasama dengan Hamas.
Walaupun demikian, peperangan demi peperangan berlaku di antara kedua-dua pihak hasil daripada usaha jahat yang dilakukan beberapa pimpinan Fatah yang ingin menggulingkan kerajaan Hamas.
Antara usaha yang dilakukan oleh mereka ialah usaha untuk membunuh Perdana Menteri Palestin, Ismail Haniyyah yang ketika itu dalam perjalanan pulang dari lawatan rasmi yang pertama ke luar negara pada bulan Februari yang lepas. Mereka menyerang rombongan perdana menteri tersebut tetapi telah dipatahkan oleh pejuang-pejuang Hamas yang terus mempertahankan kerajaan Islam Hamas.
Pertumpahan darah yang berlaku ini akhirnya membawa kepada penguasaan sepenuhnya Hamas terhadap Genting Gaza baru-baru ini. Pejabat keselamatan Palestin di bawah Fatah telah ditawan oleh Hamas dan beberapa orang pimpinan Fatah telah dibunuh.
Melalui kenyataan yang dikeluarkan oleh Hamas, tindakan mereka menguasai pejabat keselamatan Palestin di bawah Fatah adalah untuk menghapuskan anasir jahat di dalam pertubuhan itu yang ingin menggulingkan kerajaan Hamas.
Perdana Menteri Palestin, Ismail Haniyyah dalam kenyataannya menyebut bahawa tindakan tersebut adalah untuk mempetahankan kerajaannya. Ini terbukti apabila pejuang Hamas telah menjumpai dokumen-dokumen sulit di pejabat keselamatan Palestin tersebut senarai nama pimpinan Fatah yang bekerja untuk membunuh tokoh-tokoh tertentu di kalangan pimpinan Palestin termasuk bekerjasama dengan pihak Mosad Israel.
Turut dijumpai juga dokumen rahsia tentang pembunuhan Presiden Palestin yang pertama iaitu Yasir Arafat oleh Mohammad Dahlan, cubaan membunuh Perdana Menteri Palestin, Ismail Haniyyah dan serangan terhadap rombongan keselamatan Mesir di Genting Gaza.
Walaupun Hamas telah berjaya menguasai Genting Gaza, mereka tidak menutup pintu rundingan dengan Fatah bagi meneruskan kerajaan perpaduan yang telah dibina melalui Perjanjian Makkah.
Pertumpahan darah antara Hamas dan Fatah dari sudut pandangan Islam :
Jika dilihat kepada pertumpahan darah yang berlaku di antara Hamas dan Fatah ini, sebenarnya ia adalah peperangan yang melibatkan di antara sebuah kerajaan dengan pemberontak yang ingin menggulingkannya. Di dalam Islam ia disebut sebagai golongan bughoh.
Di dalam fiqh Islam, seorang yang dianggap bughoh boleh diperangi oleh kerajaan Islam yang memerintah ketika itu. Perkara ini berlaku ketika zaman Saidina Ali bin Abu Talib yang telah dilantik menjadi khalifah menggantikan Saidina Othman bin Affan.
Saidina Ali telah berijtihad mengganggap bahawa Saidina Muawiyyah adalah termasuk dari kalangan ahli bughoh apabila tidak ingin memberi baiah kepadanya sebagai khalifah. Rentetan daripada itu, Saidina Ali telah menyiapkan bala tentera untuk memerangi Saidina Muawiyyah yang ketika itu menjadi gabenor di Syam. Maka berlakulah pertumpahan darah di antara tentera Saidina Ali dan Saidina Muawiyyah di Siffin pada tahun 36 Hijriah.
Jika diperhatikan peristiwa yang berlaku di antara Saidina Ali dan Saidina Muawiyyah ini, pastinya kita akan merasakan bahawa ia tidak sepatutnya terjadi apatah lagi kedua-duanya adalah sahabat Nabi Muhammad s.a.w. Apa pun keadaannya, tindakan Saidina Ali tersebut dianggap bertepatan dengan hukum Islam yang membolehkan kerajaan Islam memerangi ahli bughoh.
Jika diperhatikan kepada pertumpahan darah yang berlaku di antara pejuang Hamas dan Fatah pula, maka kita akan dapati bahawa tindakan Hamas memerangi Fatah yang ingin menggulingkan kerajaannya adalah bertepatan dengan hukum Islam.
Fatah boleh dianggap sebagai ahli bughoh yang halal darahnya kerana ingin menggulingkan kerajaan yang dipimpin oleh Hamas. Walaupun pada zahirnya tindakan ini dilihat agak keterlaluan tetapi secara tersiratnya adalah untuk menghapuskan musuh dalam selimut dan memperkukuhkan kesatuan yang telah terbina. Oleh kerana itulah, walaupun Hamas berjaya menguasai Genting Gaza, mereka bersedia untuk berunding semula dengan Fatah dan menolak untuk mendirikan kerajaan yang berasingan di Genting Gaza.
Dakwaan Hizbu Tahrir bahawa pertumpahan darah yang berlaku di antara Hamas dan Fatah kerana berebut kuasa dengan melupakan musuh yang sebenarnya iaitu Israel dan Amerika adalah lari daripada fakta yang jelas.
Ini adalah kerana Hamas mengetahui siapa sebenarnya musuh mereka dan juga mengetahui siapa pula musuh dalam selimut yang boleh melemahkan perjuangan rakyat Palestin untuk menghalau Israel dari bumi mereka. Menghapuskan musuh dalam selimut adalah perkara yang penting bagi berhadapan dengan musuh yang sebenar.
Di samping itu, kita bersetuju dengan Hizbu Tahrir yang menganggap Fatah mengiktiraf negara haram Israel apabila mereka berunding dengan Israel tetapi kita tidak bersetuju jika dikatakan bahawa Hamas turut mengiktiraf negara haram Israel apabila mengadakan gencatan senjata memerangi Israel.
Tindakan mengadakan gencatan senjata ini tidak bermakna mengiktiraf negara entiti haram Israel tersebut sebagaimana dakwaan Hizbu Tahrir. Ini adalah kerana Hamas begitu bertegas dalam masalah pengiktirafan ini walaupun kerajaan yang dipimpinnya dipulau dan dikepung oleh Eropah dan Amerika disebabkan ketegasannya tersebut.
Gencatan senjata yang dilakukan hanyalah untuk sementara waktu sahaja bagi mengumpulkan kekuatan serta mengatur strategi berhadapan dengan Israel pada masa akan datang.
Kesimpulan :
Kesimpulannya, pertumpahan darah yang berlaku antara Hamas dan Fatah adalah merupakan suatu fitnah yang sangat besar di dalam perjuangan untuk membebaskan Palestin dari cengkaman Yahudi. Pun begitu, pertumpahan darah ini berlaku dalam ruang lingkup yang dibenarkan oleh syariat Islam apabila kerajaan yang dibentuk oleh Hamas dengan sewenang-wenangnya ingin digulingkan oleh anasir jahat di dalam Fatah.
Oleh : Haji Muhyiddin bin Haji Hasyim
(artikel dari blog Ustaz Nasruddin Tantawi.)
Pendahuluan :
Pertumpahan darah yang berlaku di antara pejuang Hamas dan Fatah sememangnya merupakan suatu perkara yang sangat mengejutkan dunia Islam. Dalam berhadapan dengan musuh yang sebenar iaitu Amerika dan Israel, tiba-tiba kita dikhabarkan dengan peristiwa ini yang berakhir dengan penguasaan Hamas terhadap Genting Gaza.
Pelbagai komen dan pandangan terhadap pertumpahan darah tersebut. Ada yang menyokong dan tidak kurang juga yang mengkritik sebagaimana yang dilakukan oleh Hizbu Tahrir dalam risalahnya.
Hizbu Tahrir dalam risalahnya menyatakan kekesalan dengan apa yang berlaku dan menganggap bahawa peperangan dan pertumpahan darah sesama umat Islam di Palestin tidak syarie dan berlanggar dengan lunas-lunas Islam.
Hizbu Tahrir menganggap pertumpahan darah ini membantu kepentingan Amerika, Eropah dan Yahudi di Palestin. Mereka juga menganggap bahawa pertumpahan darah yang berlaku ini adalah kerana ingin merebut kuasa untuk menjadi menteri dan ahli parlimen walaupun kuasa yang ada tidak lebih hanya berada di bawah pengaruh Yahudi. Keterbatasan kuasa ini dianggap sebagai perkara yang terlalu kecil sehingga boleh menyebabkan persengketaan ini.
Disamping itu Hizbu Tahrir mengkritik apa yang dilakukan oleh Hamas dan Fatah apabila mereka melakukan gencatan senjata dan berunding dengan Yahudi kerana menganggap gencatan senjata dan rundingan tersebut adalah suatu pengiktirafan terhadap kependudukan Yahudi di bumi Palestin.
Jika difikirkan secara sepintas lalu, tidak dapat dinafikan bahawa pandangan dan kritikan Hizbu Tahrir ini mempunyai kebenarannya tetapi bagi sesiapa yang melihat secara mendalam dan berfakta apa yang berlaku pastinya tidak dapat menerima kritikan tersebut khususnya tuduhan yang dilemparkan kepada pejuang Hamas.
Latar belakang sejarah persengketaan Hamas dan Fatah :
Persengketaan yang berlaku di antara Hamas dan Fatah adalah bukan perkara baru bagi umat Islam secara umumnya dan penduduk Palestin secara khususnya. Perbezaan ideologi dan pendekatan menjadi sebab kepada persengketaan ini.
Umum mengetahui bahawa Hamas sejak ditubuhkan oleh Syeikh Ahmad Yasin meletakkan Islam sebagai rujukan dalam setiap aspek tindakan yang ingin diambil dalam berhadapan dengan Israel dan Amerika. Pengaruh Ikhwanul Muslimin Mesir sangat kuat di dalam pertubuhan ini. Mereka menolak pengiktirafan terhadap negara entiti haram Israel dan mengambil pendekatan bersenjata dalam menghalau Israel dari bumi Palestin.
Ada pun Fatah, mereka meletakkan ideologi kebangsaan sebagai landasan perjuangan dan bersedia untuk mengiktiraf negara Israel. Mereka sanggup untuk berdamai dan berbincang dengan Israel walaupun diketahui bahawa Israel tidak pernah setia terhadap perjanjian dan perdamaian yang dimeteraikan tersebut. Umat Islam di Palestin terus dibunuh dan disembelih, rumah-rumah mereka diroboh dan mereka dihalau dari tanah air mereka sendiri.
Perbezaan ideologi dan pendekatan inilah yang menyebabkan persengketaan terus berlaku. Ketika Fatah menguasai kerajaan Palestin suatu ketika dahulu, banyak tindakan yang diambil memihak kepada Amerika dan Israel. Antaranya mereka menangkap pejuang-pejuang Hamas yang berjuang menentang Israel atas nama menjaga perjanjian yang dimeterai di antara mereka.
Pertelingkahan di antara Hamas dan Fatah semakin meruncing apabila Hamas berjaya membentuk kerajaan mengalahkan Fatah di dalam pilihanraya umum negara tersebut pada bulan Januari 2006. Kemenangan ini sememangnya tidak dapat diterima oleh Fatah apatah lagi Yahudi dan sekutunya Amerika.
Pelbagai sekatan dan usaha untuk menggulingkan kerajaan yang dipilih oleh rakyat tersebut. Pemberhentian bantuan kewangan oleh Eropah dan Amerika tidak melemahkan semangat Hamas untuk terus menerajui kerajaan yang dipilih oleh rakyat.
Hamas menyedari bahawa usaha untuk menghalau Israel dari bumi Palestin tidak akan berjaya sekiranya pejuang-pejuang pembebasan bertelingkah sesama sendiri. Justeru, Hamas yang berjaya membentuk kerajaan telah mengajak pertubuhan-pertubuhan lain termasuk Fatah untuk bersama-sama di dalam kerajaan perpaduan dan akhirnya termeterailah perjanjian Makkah yang menjadi sejarah kepada penduduk Palestin.
Perjanjian Makkah ini menjawab tohmahan yang menyatakan bahawa Hamas tidak berusaha untuk mewujudkan perpaduan di kalangan rakyat Palestin dalam usaha menghadapi musuhnya yang sebenar iaitu Israel. Pun begitu, masih timbul lagi persoalan bagaimana masih boleh berlaku pertumpahan darah walaupun perjanjian Makkah telah dimeterai di antara kedua-dua pihak.
Pertumpahan darah di antara Hamas dan Fatah :
Walaupun kerajaan perpaduan telah terbentuk, masih terdapat usaha yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu di dalam Fatah untuk menggulingkan kerajaan pimpinan Hamas. Mereka mendapat bantuan kewangan dan senjata daripada Israel mahupun Amerika di dalam usaha tersebut.
Perlu ditegaskan bahawa usaha untuk menggulingkan kerajaan Hamas ini dirancang oleh sebahagian sahaja dari kalangan pimpinan Fatah seperti Penasihat Keselamatan Palestin, Mohammad Dahlan dan lain-lain lagi.
Perkara ini dikuatkan lagi dengan kenyataan oleh salah seorang pemimpin Fatah sendiri iaitu Farouk Qadumi, Setiausaha Sulit Fatah yang tidak bersetuju dengan perlantikan Mohammad Dahlan sebagai penasihat keselamatan dan menolak usaha untuk menggulingkan kerajaan Hamas. Beliau menyebut bahawa sebahagian besar daripada pengikut Fatah inginkan kesatuan dan ingin bekerjasama dengan Hamas.
Walaupun demikian, peperangan demi peperangan berlaku di antara kedua-dua pihak hasil daripada usaha jahat yang dilakukan beberapa pimpinan Fatah yang ingin menggulingkan kerajaan Hamas.
Antara usaha yang dilakukan oleh mereka ialah usaha untuk membunuh Perdana Menteri Palestin, Ismail Haniyyah yang ketika itu dalam perjalanan pulang dari lawatan rasmi yang pertama ke luar negara pada bulan Februari yang lepas. Mereka menyerang rombongan perdana menteri tersebut tetapi telah dipatahkan oleh pejuang-pejuang Hamas yang terus mempertahankan kerajaan Islam Hamas.
Pertumpahan darah yang berlaku ini akhirnya membawa kepada penguasaan sepenuhnya Hamas terhadap Genting Gaza baru-baru ini. Pejabat keselamatan Palestin di bawah Fatah telah ditawan oleh Hamas dan beberapa orang pimpinan Fatah telah dibunuh.
Melalui kenyataan yang dikeluarkan oleh Hamas, tindakan mereka menguasai pejabat keselamatan Palestin di bawah Fatah adalah untuk menghapuskan anasir jahat di dalam pertubuhan itu yang ingin menggulingkan kerajaan Hamas.
Perdana Menteri Palestin, Ismail Haniyyah dalam kenyataannya menyebut bahawa tindakan tersebut adalah untuk mempetahankan kerajaannya. Ini terbukti apabila pejuang Hamas telah menjumpai dokumen-dokumen sulit di pejabat keselamatan Palestin tersebut senarai nama pimpinan Fatah yang bekerja untuk membunuh tokoh-tokoh tertentu di kalangan pimpinan Palestin termasuk bekerjasama dengan pihak Mosad Israel.
Turut dijumpai juga dokumen rahsia tentang pembunuhan Presiden Palestin yang pertama iaitu Yasir Arafat oleh Mohammad Dahlan, cubaan membunuh Perdana Menteri Palestin, Ismail Haniyyah dan serangan terhadap rombongan keselamatan Mesir di Genting Gaza.
Walaupun Hamas telah berjaya menguasai Genting Gaza, mereka tidak menutup pintu rundingan dengan Fatah bagi meneruskan kerajaan perpaduan yang telah dibina melalui Perjanjian Makkah.
Pertumpahan darah antara Hamas dan Fatah dari sudut pandangan Islam :
Jika dilihat kepada pertumpahan darah yang berlaku di antara Hamas dan Fatah ini, sebenarnya ia adalah peperangan yang melibatkan di antara sebuah kerajaan dengan pemberontak yang ingin menggulingkannya. Di dalam Islam ia disebut sebagai golongan bughoh.
Di dalam fiqh Islam, seorang yang dianggap bughoh boleh diperangi oleh kerajaan Islam yang memerintah ketika itu. Perkara ini berlaku ketika zaman Saidina Ali bin Abu Talib yang telah dilantik menjadi khalifah menggantikan Saidina Othman bin Affan.
Saidina Ali telah berijtihad mengganggap bahawa Saidina Muawiyyah adalah termasuk dari kalangan ahli bughoh apabila tidak ingin memberi baiah kepadanya sebagai khalifah. Rentetan daripada itu, Saidina Ali telah menyiapkan bala tentera untuk memerangi Saidina Muawiyyah yang ketika itu menjadi gabenor di Syam. Maka berlakulah pertumpahan darah di antara tentera Saidina Ali dan Saidina Muawiyyah di Siffin pada tahun 36 Hijriah.
Jika diperhatikan peristiwa yang berlaku di antara Saidina Ali dan Saidina Muawiyyah ini, pastinya kita akan merasakan bahawa ia tidak sepatutnya terjadi apatah lagi kedua-duanya adalah sahabat Nabi Muhammad s.a.w. Apa pun keadaannya, tindakan Saidina Ali tersebut dianggap bertepatan dengan hukum Islam yang membolehkan kerajaan Islam memerangi ahli bughoh.
Jika diperhatikan kepada pertumpahan darah yang berlaku di antara pejuang Hamas dan Fatah pula, maka kita akan dapati bahawa tindakan Hamas memerangi Fatah yang ingin menggulingkan kerajaannya adalah bertepatan dengan hukum Islam.
Fatah boleh dianggap sebagai ahli bughoh yang halal darahnya kerana ingin menggulingkan kerajaan yang dipimpin oleh Hamas. Walaupun pada zahirnya tindakan ini dilihat agak keterlaluan tetapi secara tersiratnya adalah untuk menghapuskan musuh dalam selimut dan memperkukuhkan kesatuan yang telah terbina. Oleh kerana itulah, walaupun Hamas berjaya menguasai Genting Gaza, mereka bersedia untuk berunding semula dengan Fatah dan menolak untuk mendirikan kerajaan yang berasingan di Genting Gaza.
Dakwaan Hizbu Tahrir bahawa pertumpahan darah yang berlaku di antara Hamas dan Fatah kerana berebut kuasa dengan melupakan musuh yang sebenarnya iaitu Israel dan Amerika adalah lari daripada fakta yang jelas.
Ini adalah kerana Hamas mengetahui siapa sebenarnya musuh mereka dan juga mengetahui siapa pula musuh dalam selimut yang boleh melemahkan perjuangan rakyat Palestin untuk menghalau Israel dari bumi mereka. Menghapuskan musuh dalam selimut adalah perkara yang penting bagi berhadapan dengan musuh yang sebenar.
Di samping itu, kita bersetuju dengan Hizbu Tahrir yang menganggap Fatah mengiktiraf negara haram Israel apabila mereka berunding dengan Israel tetapi kita tidak bersetuju jika dikatakan bahawa Hamas turut mengiktiraf negara haram Israel apabila mengadakan gencatan senjata memerangi Israel.
Tindakan mengadakan gencatan senjata ini tidak bermakna mengiktiraf negara entiti haram Israel tersebut sebagaimana dakwaan Hizbu Tahrir. Ini adalah kerana Hamas begitu bertegas dalam masalah pengiktirafan ini walaupun kerajaan yang dipimpinnya dipulau dan dikepung oleh Eropah dan Amerika disebabkan ketegasannya tersebut.
Gencatan senjata yang dilakukan hanyalah untuk sementara waktu sahaja bagi mengumpulkan kekuatan serta mengatur strategi berhadapan dengan Israel pada masa akan datang.
Kesimpulan :
Kesimpulannya, pertumpahan darah yang berlaku antara Hamas dan Fatah adalah merupakan suatu fitnah yang sangat besar di dalam perjuangan untuk membebaskan Palestin dari cengkaman Yahudi. Pun begitu, pertumpahan darah ini berlaku dalam ruang lingkup yang dibenarkan oleh syariat Islam apabila kerajaan yang dibentuk oleh Hamas dengan sewenang-wenangnya ingin digulingkan oleh anasir jahat di dalam Fatah.
Langgan:
Catatan (Atom)